The Harmonic Success
Setiap manusia mempunyai fitrah untuk selalu ingin berkembang. Hal itu merupakan ‘program dasar’ yang ditanamkan oleh Tuhan YME dalam setiap diri manusia. Dalam kehidupannya manusia selalu ingin berubah (berkembang) menjadi lebih baik dalam setiap aspek. Setiap orang menginginkan berhasil/sukses secara finansial, spiritual, fisik(kesehatan), sosial, intelektual dan emosi. Secara finansial kita ingin aman dalam kondisi keuangan bahkan kalau mungkin dalam kondisi berkelimpahan. Secara spiritual kita ingin aman dan tenang dalam menjalani hidup karena struktur keimanan yang kuat. Secara fisik kita ingin tetap sehat penuh energi. Secara sosial kita ingin hubungan dan komunikasi dengan masyarakat terjalin baik berdasarkan rasa saling menghormati dan rasa cinta kasih. Secara intelektual kita ingin selalu mampu mengikuti perkembangan dan dinamika jaman. Secara emosi kitapun ingin selalu bersikap dan bertindak berdasarkan kebijaksanaan. Sukses seperti itulah yang disebut ‘The Harmonic Success’, yaitu sukses yang selaras.
Ada sebagian orang yang mampu berlibur kemanapun atau menikmati hidup dengan cara apapun tanpa terhambat masalah keuangan, waktu, kesehatan. Mereka begitu mensyukuri apa yang telah mereka dapatkan dan semakin khusyuk mendekatkan diri mereka pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tapi justru sebagian besar orang merasa frustasi dengan kehidupannya selama ini. Mereka selalu gagal seolah-olah menemukan jalan buntu dalam meraih keinginannya. Mereka sulit melakukan perubahan. Mereka sering diliputi perasaan kecewa, curiga, marah, dan merasa tidak mampu. Mereka kehilangan kepercayaan diri, optimisme, keberanian bahkan bisa jadi mengganggu keimanannya. Pada titik tertentu berpikir positif justru menjadi bumerang dan menjadi pikiran destruktif yang membahayakan bagi keimanannya. Mereka mulai ‘menyalahkan’ Tuhan atas kegagalan yang datang bertubi-tubi sebagai takdir dan pemberian terbaik dari Tuhan. Mereka lupa apakah usaha dan doa yang dilakukan sudah ‘baik dan benar’.
Manusia terlahir di dunia dengan diberikan bekal yang tidak dimiliki mahluk lain, yaitu akal. Dengan akal inilah Tuhan mengisyaratkan pada manusia untuk bebas memilih apa yang diinginkan dalam hidupnya. Apakah manusia itu ingin sukses atau gagal. Dalam akal inilah pikiran manusia terhimpun. Segala apa yang terjadi di dunia ini berawal dari pikiran. Sesuai hukum alam yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang nyata di dunia ini selalu tercipta dua kali, yang pertama di pikiran dan yang kedua baru terwujud direalitas nyata. Oleh karena itu apa yang kita peroleh saat ini atau apa yang terjadi pada kita saat ini adalah hasil pikiran kita masa lampau. Kegagalan atau kesuksesan kita adalah hasil dari keputusan pikiran kita. Jadi kalau kita ingin mengubah hidup kita harus memulai dengan mengubah cara kita berpikir.
Banyak sekali orang yang sudah berusaha membuat pikiran fokus terhadap keinginan atau impiannya. Bahkan mereka sudah menerapkan hukum Law of Attraction (LOA). Hukum itu menyatakan bahwa apa yang anda pikirkan dengan keyakinan maka akan terwujud jadi kenyataan. Tapi faktanya mereka tidak mendapatkan apa-apa. Mereka belum memahami hal-hal yang mendasari hukum itu. Bahkan mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka men-sabotase diri mereka sendiri (blocking) sehingga tidak bisa meraih apa yang mereka inginkan. Selama blocking itu masih terpendam dalam dirinya mustahil keinginannya bisa terwujud. Apabila mereka sudah mengetahui prinsip-prinsip hukum itu dan melakukan apa yang namanya penjernihan blocking dalam dirinya maka hukum itu akan membantu dengan mudah mewujudkan setiap keinginannya.
No comments.